Detail Interest Area

Analisis Independensi dan Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Audit yang Dimediasi oleh Perilaku Etis Auditor

Sumber : Yodareditiyo, L., & Susilowati, E. (2022). Analisis Independensi dan Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Audit yang Dimediasi oleh Perilaku Etis Auditor. Behavioral Accounting Journal, 5(2), 169-190. https://doi.org/10.33005/baj.v5i2.191


Analisis Independensi dan Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Audit yang Dimediasi oleh Perilaku Etis Auditor

Sebagai badan pengawas keuangan negara yang objektif serta independen, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) memiliki wewenang untuk mengawasi pendapatan serta penerapan kebijakan finansial negara. Namun, kinerja BPK beberapa tahun belakangan ini telah dicederai oleh sederet kasus pelanggaran etika. Kejadian pemeriksa BPK baru-baru ini menimbulkan kecurigaan publik terhadap kinerja BPK. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan dan menganalisis secara empiris dampak independensi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pemeriksa, yang dimoderasi oleh perilaku etis pemeriksa.

Metode
Desain penelitian ini bertujuan untuk menguji keterkaitan antara variabel-variabel independen (Independensi dan Kecerdasan Emosional) terhadap variabel dependen (Kinerja Pemeriksa) melalui variabel moderasi (Perilaku Etis Pemeriksa). Penelitian dilakukan pada BPK Perwakilan Provinsi Jawa Timur. Populasi dalam penelitian ini adalah pemeriksa pada BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Timur, dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling sehingga diperoleh 105 responden. Pengumpulan data dilakukan melalui metode survei dengan menggunakan kuesioner. Data dianalisis dengan teknik Partial Least Squares (PLS) menggunakan software SMART PLS.

Isi Artikel:

  1. Hasil Pengujian Model (Outer Model):

    • Validitas konvergen dinilai berdasarkan tabel loading eksternal dengan nilai minimum 0,5. Semua proksi untuk variabel independen dan dependen memiliki nilai faktor muatan eksternal di atas 0,5.
    • Peringkat validitas yang memadai telah diperoleh untuk semua komponen, ditunjukkan oleh nilai AVE > 0,5.
    • Total reliabilitas dari semua komponen melebihi 0,70, menunjukkan bahwa semua indikator komponen reliabel.
  2. Hasil Pengujian Goodness of Fit Model (R-Square):

    • Nilai R2 sebesar 0,809 (80,9%) terhadap Perilaku Etis Pemeriksa dan nilai R2 sebesar 0,888 (88,8%) terhadap Kinerja Pemeriksa. Ini menunjukkan keragaman variabel Independensi dan Kecerdasan Emosional dapat mempengaruhi Perilaku Etis Pemeriksa sebesar 80,8% dan Kinerja Pemeriksa sebesar 88,8%.
  3. Hasil Pengujian Hipotesis:

    • Pengaruh Independensi terhadap Perilaku Etis Pemeriksa menunjukkan bahwa Independensi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Perilaku Etis Pemeriksa.
    • Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Perilaku Etis Pemeriksa menunjukkan bahwa Kecerdasan Emosional memiliki dampak positif dan signifikan terhadap Perilaku Etis Pemeriksa.
    • Pengaruh Perilaku Etis Pemeriksa terhadap Kinerja Pemeriksa menunjukkan bahwa Perilaku Etis Pemeriksa memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Pemeriksa.
    • Pengaruh Independensi terhadap Kinerja Pemeriksa menunjukkan bahwa Independensi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Pemeriksa.
    • Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Kinerja Pemeriksa menunjukkan bahwa Kecerdasan Emosional memiliki dampak positif dan signifikan terhadap Kinerja Pemeriksa.
    • Pengaruh Independensi terhadap Kinerja Pemeriksa melalui Perilaku Etis Pemeriksa menunjukkan pengaruh positif dan signifikan.
    • Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Kinerja Pemeriksa melalui Perilaku Etis Pemeriksa menunjukkan pengaruh positif dan signifikan.

Kesimpulan:
Tingkat independensi dan kecerdasan emosional yang tinggi dapat meningkatkan perilaku etis pemeriksa dalam melaksanakan tugas pemeriksaan. Pemeriksa yang memiliki perilaku etis yang baik akan mampu menghasilkan kinerja pemeriksa yang baik pula. Independensi dan kecerdasan emosional yang baik juga dapat dijadikan mekanisme peningkatan kinerja pemeriksa.

Saran:

  1. Membuat kebijakan khusus mengenai peningkatan kinerja pemeriksa melalui pembentukan independensi dan kecerdasan emosional yang dimediasi oleh pembentukan perilaku etis pemeriksa.
  2. Melaksanakan pelatihan terhadap perilaku etis yang dimiliki oleh pemeriksa dengan meningkatkan independensi dan kecerdasan emosional.
  3. Meningkatkan sinergitas dan kerjasama antara BPK dengan organisasi pengawasan hasil audit dan lembaga pengawasan internal guna menjaga kode etik profesional pemeriksa.

Penutup Artikel:
Penelitian ini menunjukkan pentingnya independensi dan kecerdasan emosional dalam meningkatkan kinerja pemeriksa yang dimediasi oleh perilaku etis pemeriksa. BPK perlu memperhatikan hal-hal yang menguatkan independensi dan kecerdasan emosional pemeriksa serta mempertimbangkan mekanisme tata kelola kerja yang mampu membentuk dorongan perilaku etis sesuai kode etik, norma, dan standar pemeriksaan.

Sumber Informasi:

  • Yodareditiyo, L., & Susilowati, E. (2022). Analisis Independensi dan Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Audit yang Dimediasi oleh Perilaku Etis Auditor. Behavioral Accounting Journal, 5(2), 169-190. https://doi.org/10.33005/baj.v5i2.191

Baca Selengkapnya
https://baj.upnjatim.ac.id/index.php/baj/article/view/222/13